Pernyataan Tidak Ada Kekerasan di Mapenduma, Sekda Nduga Minta Maaf

Sekda Nduga, Naima Gwijangge/Cholid

JAYAPURA,- Pernyataan Sekertaris Daerah Kabupaten Nduga, Naima Gwijangge beberapa waktu lalu yang dimuat media lokal di Papua, yang membantah adanya kejadian penyekapaan disertai kekerasan seksual dan ancaman yang menimpa 15 orang guru dan paramedis di Distrik Mapenduma Kabupaten Nduga, diklarifikasi oleh dirinya saat ditemui di Mapolda Papua, Selasa (30/10) siang.

“Saya secara pribadi menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya bagi para korban dan keluargannya atas pernyataan saya beberapa waktu lalu yang menyebutkan tidak adanya kejadian tersebut,” terangnya.

Naima menuturkan saat dirinya memberikan keterangan kepada wartawan terkait pembantahan adanya aksi yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata terhadap guru dan tenaga medis di Mappenduma, saat itu dirinya belum menerima informasi atas peristiwa yang terjadi, sehingga berani mengeluarkan pernyataan tersebut.

“Saat itu tanggal 20 Oktober saya dihubungi wartawan dan saya sampaikan kondisi di Nduga aman-aman saja, tidak ada laporan dari masyarakat yang menyebutkan adanya peristiwa kekerasan dan pengancaman terhadap guru dan pihak medis di Mappenduma, sehingga saya sampaikan aman-aman saja kepada media,” terangnya.

Lanjut Naima, setelah beberapa hari kejadian tepatnya tanggal 22 Oktober barulah dirinya menerima laporan adanya aksi penyekapan, kekerasan, dan pemerkosaan terhadap para guru dan pihak medis di Mapenduma oleh kelompok yang berseberangan ideologi.

“Saya setelah terima laporan itu, saya mencoba untuk mengklarifikasi pernyataan saya sebelumnya namun terkendala jaringan. Dan saat ini saya sudah bertemu Kapolda dan saya menyampaikan klarifikasi saya beberapa waktu lalu, dan kejadian itu memang terjadi dan menimpa guru dan tenaga medis kami yang bertugas di Mapenduma,” tuturnya.

Dirinya pun kembali menegaskan untuk permohonan maaf atas perkataanya yang membuat korban dan para keluarga kecewa bahkan tersinggung. Dirinya pun menyayangkan kejadian itu terjadi terhadap para guru dan tenaga madis yang bekerja untuk melayani masyarakat.

“Saya sekali lagi sampaikan permohonan maaf dan saya sayang menyayangkan kejadian yang dilakukan oleh kelompok yang berbeda  ideologi. Saya pun meminta kepada pihak kepolisian untuk secepatnya menangkap dan menindak tegas para pelaku tersebut,” tegasnya.

Naima pun menambahkan pascakejadian tersebut sampai dengan saat ini aktifitas dan proses balajar dan mengajarat serta pelayanan medis di Mappenduma lumpuh total. “Pascakejadian itu sekolah dan puskesmas di sana lumpuh dan tidak ada tenaga, saya belum bisa pastikan kapan akan berjalan seperti biasanya,” pungkasnya. *