Bang Thaha Angkat Bicara Pembakaran Bendera HTI di Garut

Thaha Al Hamid pendiri Majelis Muslim Papua/Cholid

JAYAPURA,-  Adanya pembakaran bendera HTI di Garut Jawa Barat, ditanggapi berbagai tokoh agama di Indonesia termasuk dari Papua. Thaha Al Hamid, pendiri Majelis Muslim Papua menyesalkan peristiwa ini, dan mengatakan HTI merupakan ormas yang sudah dilarang oleh pemerintah.

Dari peristiwa ini, ia mengajak umat Islam mengambil hikmah atau garis tengah, tidak bisa membiarkannya.Harus ada langkah yang dilakukan oleh para ulama yaitu mendinginkan situasi ini sehingga di antara umat muslim tidak terjadi bentrok.

"Para ulama dan habib bisa membangun pandangan-pandangan yang lebih soft, ingat peristiwa ini terjadi di ambang politik, dan ini merupakan tugas kepolisian untuk memprosesnya," ungkapnya, Jumat (26/19) saat ditemui di kediamannya.

Lebih lanjut kata Bang Taha sapaan akrabnya, yang juga merupakan ketua majelis penasehat HMI bahwa kaum muslimin tidak perlu terpancing untuk melakukan demo, namun para ulama bisa mengumpulkan majelisnya di masjid-masjid, di surau untuk membaca Yasin dan serahkan kepada Allah SWT.

"Keberadaan kita di manapun itu harus menjadi Rahmat bagus semesta alam, peran yang terbesar ada pada para ulama dan pengkhotbah, perlu melakukan komunikasi dan duduk bersama untuk menenangkan umat. Kewajiban kita adalah menjaga status negara ini menjelang Pilpres," terangnya.

Selaku ketua dewan penasehat ansor provinsi Papua, dirinya menghimbau untuk tidak ada tindakan arogan yang dapat melukai diri orang lain dan diri sendiri, serta melihat peristiwa ini sebagai teguran dari Allah SWT.

Dirinya pun mengarahkan kepada seluruh pimpinan seperti KH Agil Sirat dan seluruh ormas islam yang besar untuk membuka komunikasi dan tabayun, karena dikhawatirkan peristiwa ini diboncengi oleh politik dan ini akan membuat luka besar bagi bangsa Indonesia

"Melalui wakil presiden bapak Yusuf Kalla dapat mengumpulkan seluruh tokoh dan pimpinan agama sehingga tidak terjadi pergerakan-pergerakan yang mengadu domba antar umat Islam. Dari ufuk timur Indonesia, Papua, berharap umat Islam yang berada dimana saja tidak mudah terprovokasi dengan peristiwa tersebut," jelasnya. *