Papua Tampil Unik di Pemeran Maluku Expo,  Maluku Akan Jadi Riset Antar Umat Beragama

Stand Pembinaaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik Daerah (LP3KD) Provinsi Papua di Pameran Expo Maluku/Istimewa

AMBON,-Tampil dalam Pemeran Maluku Expo tahun 2018, Stand Pembinaaan Dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik Daerah (LP3KD) Provinsi Papua, tampil beda dengan sangat memukau dengan ciri khas budayanya, hingga membuat para pengunjung Expo Maluku tahun 2018 terus mendatangi stand Papua ini.

Menurut Koordinator Seksi Pameran Paduan Suara Gerejani (Pesparani) ke 1 kontingen Papua, Frederik Awarawi, kita sengaja buat berbeda.

"Penempatan stand kami berada di bagian pertama pintu masuk area lokasi pemeran, hingga kami membuat rumah Honai pada bagian atas dan juga beberapa ukiran, anyaman tas serta cinderamata semuanya berciri khas Papua. Dan juga kami seguhkan kopi asal Papua kepada pengunjung,"ujar Frederik.

Sementara itu Ketua Umum Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik Nasional (LP3KN) Pusat, Adrianus Meliala mengakui stand yang paling memukau dan terunik adalah dari Provinsi Papua yang tampil dengan ciri khas budaya daerah.

Ia berharap pelaksanaan pameran Expo Maluku dan Pesparani pertama ini, juga harus menjadikan setiap daerah yang tampil berbeda dengan tidak mencari kemenangan. Namun dalam pertemuan ini semua bersatu dengan semangat saling cinta kasih dalam kebersamaan

Dikatakan, kegiatan terlihat seluruh agama di Indonesia. "Dan banyak yang terlibat dan bekerja sama dalam mensukseskan acara nasional ini,"ujarnya.

Acara Pameran Maluku Expo dilakukan di lapangan Polda Maluku, Tantui di buka secara resmi oleh Wakil Gubernur Maluku, Zeth Sahuburua, Jumat (26/10 ) sore. Pameran ini akan  berlangsung hingga tanggal 30 Oktober mendatang, dan diikuti oleh seluruh 34 lembaga LP3KD  seluruh Indonesia. Juga beberapa stand yang berasal dari dinas dan badan di Provinsi Maluku. 

Wagub Maluku saat membuka acara Pameran Expo berharap, agar Maluku di jadikan riset antar umat beragama. 

"Mengingat pasca kerusuhan pada tahun 1999 lalu dan telah lahir sumpah pela gandong yang membuat kehidupan antar umat beragama di tanah Maluku ini berjalan dengan baik dan saling menghormati,"ujarnya.

Kata dia hal ini terlihat dari serangkaian kegiatan keagamaan tingkat nasional di kota Ambon Provinsi Maluku, yang  telah berlangsung dengan aman dan damai seperti tahun 2012 dilaksanakan MTQ dan pada tahun 2015 dilaksanakan Pesparawi serta tahun ini dilaksanakan Pesparani.

Dikatakan Zeth Sahuburua, yang juga sebagai Ketua Panitia Pesparani 1 Provinsi Maluku, kedepan provinsi ribuan pulau ini, akan menjadi tempat penyelenggaraan acara keagamaan lainnya di tingkat nasional.

 "Mengingat Provinsi Maluku adalah provinsi yang aman dan saling menghargai dalam kehidupan beragama,"tegasnya.*