Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah Papua Berencana Beli Pesawat dan Bangun Universitas

Ketua Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah, Befa Jigibalom (batik hijau) bersama Bupati Yahukimo, Abock Busup (ujung kiri), Bupati Jayawijaya terpilih, Jhon Banua dan Wakil Bupati Tolikara, Dinus Wanimbo saat memberikanketerangan pers di Jayapura, Jumat (17/10)/Andi Riri

JAYAPURA, - Setelah sempat vakum selama kurang lebih empat tahun,  Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah Papua kembali menunjukkan eksistensinya. Dibawah kepemimpinan seorang Befa Jigibalom yang disepakati menggantikan Lukas Enembe (Ketua Asosiasi Pegunungan Tengah sebelumnya), Asosiasi ini mulai bergerak cepat dengan merekomendasikan berbagai program yang bersifat mendesak atau jangka panjang, guna menjawab tantangan pembangunan di wilayah pegunungan tengah Papua dan lebih khusus untuk kemaslahatan Orang Asli Papua (OAP).

Dalam keterangan pers di Jayapura, Jumat (17/10)sore, Befa Jigibalom yang adalah Bupati Kabupaten Lanny Jaya dua periode ini membeberkan sejumlah program prioritas yang telah disepakati bersama oleh 10 bupati pegunungan tengah.

Program tersebut antara lain; 

Pembelian dua pesawat  jenis caravan dan PAC yang pembiayaannya  dari sharing cost setiap kabupaten yang dibebankan pada APBD sebesar Rp10 Miliar setiap kabupaten.

Tujuannya adalah untuk memfasilitasi perekrutan dan pengkaderan pilot anak asli Pegunungan tengah yang telah memiliki license terbang.

"Banyak anak asli Papua yang sekolah pilot, tetap tidak diadoposi oleh  seluruh penerbangan di papua. Sehingga asosiasi sepakat dalam bulan januari mendatang untuk membeli dua pesawat terbang baru dengan kontribusi satu kabupaten sebesar Rp6 sampai Rp10 miliar," ungkap Befa yang dalam keterangan pers didampingi Bupati Yahukimo, Abock Busup, Bupati terpillih Kabupaten Jayawijaya, Jhon Richard Banua, dan Wakil Bupati Tolikara, Dinus Wanimbo. 

"Tujuan pertama bahwa pilot OAP bisa  terbang diseluruh belantara papua. Ini bisa menjadi motivator untuk anak papua yang sekolah pilot. Sebab kita lihat sekarang ini banyak perusahaan penerbangan yang tidak punya hati untuk mempekerjakan pilot anak asli Papua. Selain itu tentunya akan memberikan pendapatan,"ujar Befa.

Diakui Befa, pembelian pesawat ini akan dianggarkan pada APBD 2019 mendatang di masing masing kabupaten. Dimana ada dua maskapai penerbangan lokal yang akan mengelola yakni Maskapai Cenderawasih dan Tariku

Bupati Yahukimo, Abock Busup menyambut baik rencana pembelian pesawat tersebut. Menurut dia, berdasarkan kesepakatan asosiasi, pihaknya akan menyiapkan anggaran lalu akan mensosialisasikan di jajarannya agar tidak terjadi persoalan di kemudian hari.

"Karena ini merupakan program positif, apalagi banyak pilot anak Papua (yang pendidikannya dibiayai oleh Pemkab Yahukimo) kini telah menjadi pengangguran. Padahal biaya pendidikannya dari APBD cukup besar, tapi mereka belum bisa terbang. Sehingga ini solusi yang sangat baik,"katanya.

Hal senada juga disampaikan Bupati terpilih Kabupaten Jayawijaya, Jhon Richard Banua. Dikatakan, pembelian pesawat berbadan kecil ini nantinya sangat membantu penerbangan di kabupaten wilayah pegunungan. Apalagi selama ini setiap kabupaten masih menyediakan pesawat bersubsidi untuk masyarakat. "Jadi keberadaan pesawat ini penting sangat penting untuk membantu Bupati di kabupaten Yahukimo, Pegunungan Bintang, Puncak, Puncak Jaya dan lainnya," kata Jhon yang saat ini masih menjabat sebagai Wakil Bupati kabupaten Jayawijaya.

"Pada prinsipnya kita sangat mendukung program dari asosiasi ini," ucapnya.

Bangun Universitas 

Selain pembelian pesawat, Asosiasi juga tengah mendorong pendirian Universitas Negeri Pegunungan Tengah yang rencananya akan dibangun di Wamena , Jayawijaya atau Dekai, Yahukimo.

"Kita juga sepakat membuka sekolah unggulan berbasis international.  Nanti kita akan siapkan tenaga pendidikan berkualitas untuk anak anak pegunungan. Rencananya tahun depan kita akan lakukan Groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan gedung universitas. Pilihannya antara Yahukimo atau Wamena. Ini kita minta pemda Jayawijaya untuk mulai menyiapkan embrionya lahannya disiapkan. Sedangkan pertimbangan kalau di Yahukimo, lahannya luas barang disana juga lebih murah," beber Befa.

Sementara itu Abock Busup, mendukung pembangunan universitas pegunungan tengah papua.

"Selama ini kita kirim mahasiswa keluar daerah untuk kuliah, tapi kembali datang banyak yang sakit bahkan meninggal. Jadi lebih baik ada  sekolah terbaik didaerahnya yang juga menyediakan pendidikan bahasa inggris yang baik terutama segi kerohanian. Sehingga kebijakan pastinya sangat bagus dan kita dukung," tutur Abock. 

Jhon Banua menyatakan, pihaknya telah memprogramkan sekolah satu atap. Dimana telah dilakukan pembebasan lahan. Dan 2019 akan dimulai pembangunan.

"Pada dasarnya kami siap. Apa yang sudahdibicarakan dengan asosiasi kami sudah siap. Pastinya kami berkomitmen untuk bagaimana program asosiasi ini jalan,"ujarnya.

Adapun program lain yang akan digelar oleh asosiasi yakni kompetisi buat generasi muda berupa perlombaan sepakbola tingkat SMP dan SMU serta perlombaan seni musik dan tari, memperebutkan piala ketua asosiasi.

Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah merupakan perkumpulan Bupati dari 10 kabupaten wilayah pegunungan tengah antara lain, Bupati Lanny Jaya, Puncak Jaya, Puncak, Mamberamo Tengah, Tolikara, Pegunungan Bintang, Jayawijaya, Yalimo, Nduga dan Yahukimo. Pendirian asosiasi ini dulunya diprakarsai oleh Lukas Enembe pada 2006 silam. Kala itu Lukas Enembe yang kini menjabat sebagai Gubernur Papua dua periode, masih menjabat sebagai Bupati Puncak Jaya. Asosiasi bupati ini menetapkan dana operasional sebesar Rp1 Miliar yang dianggarkan dalam APBD 2019 di masing masing kabupaten.*