Demokrat Papua 'Ikat Suara' Untuk Jokowi di Pilpres 2019

Ketua DPD Demokrat Papua, Lukas Enembe/Istimewa

JAYAPURA, - Meski DPP Partai Demokrat telah menyatakan sikap bergabung dalam koalisi pendukung Prabowo - Sandiaga Uno dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang bersama partai Gerindra, PKS dan PAN, namun DPD Demokrat Papua justru membelot dengan menetapkan pilihan, mendukung pasangan Jokowi - Ma'ruf Amin. Pasangan ini didukung 9 partai politik dengan nama 'Koalisi Indonesia Kerja' antara lain partai PDIP, PKB, Golkar, Perindo, Nasdem, Hanura, PKPI, PSI, dan PPP

Pernyataan dukungan ini disampaikan langsung oleh Ketua DPD Demokrat Papua, Lukas Enembe kepada pers usai acara penetapan gubernur wakil gubernur terpilih provinsi Papua periode 2018 - 2023 oleh KPU provinsi yang berlangsung di hotel Grand Abe Jayapura, Senin (14/8). Dalam pleno ini, Lukas Enembe - Klemen Tinal terpilih kembali sebagai Gubernur Wakil Gubernur periode 2018 - 2023.

"Saya sudah ditelepon semua Bupati dan DPRD (kader demokrat) bahwa mereka dukung Jokowi untuk maju sebagai capres di periode kedua,"tegas Lukas.

Menurut Lukas, sosok Presiden Joko Widodo yang kerap disapa Jokowi ini adalah seorang pemimpin yang luar biasa dan sangat memperhatikan Papua.

"Beliau orangnya luarbiasa bagaimana datang  delapan kali ke Papua. Ini diluar kelaziman pemerintahan sebelumnya. Saya tidak tahu apa yang diinginkan di papua tapi yang jelas beliau punya kepedulian untuk membangun Papua. Kunjungannya mengobati kerinduan rakyat Papua," aku Lukas.

Terkait sikap kader yang membelot dari perintah pusat ini, menurut Lukas, ini adalah sikap tegas kader berlambang bintang mercy yang ada di Papua.

"Saya sudah lapor ke Sekjen Partai, Hinca Panjaitan tapi belum ke Ketua Umum bapak Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) bahwa kader demokrat Papua dukung Jokowi. Kami memilih pilihan kita, seluruh DPRD, Bupati sudah nyatakan sikap dukung Jokowi," tegasnya

Lukas Enembe yang sudah tiga periode memimpin partai demokrat Papua juga dengan tegas menyatakan, siap menerima sanksi pemecatan imbas dari pilihannya tersebut.

"Kalau dipecat gak ada masalah. Banyak partai kok tidak ada masalah. Kemungkinan saya ke partai Nasdem jadi dewan pembina disana, kalau dipecat. Tahun depan saya akan gelar musyawarah luar biasa untuk pemilihan ketua DPD. Kita perlu melakukan kaderisasi selanjutnya,"pungkasnya