Bupati Sorsel Himbau Masyarakat Jangan Sebar dan Percaya Info Hoax

Demo damai warga di halaman kantor Polres Sorong Selatan, di Teminabuan, Sorong Selatan, Papua Barat/Istimewa

SORONG,-Bupati Sorong Selatan, Samsudin Anggiluli menghimbau kepada warga Sorong Selatan untuk tidak mudah menerima informasi atau berita Hoax serta ikut-ikutan menyebarkan berita bohong terkait kematian anak perempuan berusia 8 tahun bernama S.

Himbauan tersebut disampaikan Bupati menjawab aksi demo damai warganya di halaman kantor Polres Sorong Selatan, di Teminabuan, Sorong Selatan, Papua Barat, Senin (23/7).

Himbauan senada juga disampaikan Kapolres Sorsel, AKBP Romylus Tamtelahitu. Ditambahkan oleh Kapolres bahwa pihak Kepolisian terus berupaya untuk mencari terduga pelaku pembunuhan anak S. 

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pihak Kepolisian untuk mengungkap perkara yang membuat resah masyarakat tersebut.

"Saya yakin ada yang mencoba untuk menganggu kamtibmas di wilayah ini. Jadi Saya mohon kepada masyarakat untuk tidak mudah percaya Hoax sehingga masyarakat menjadi khawatir dan tidak tenang," ujar Kapolres saat terekam kamera salah satu pendemo.

Demo damai yang diikuti sejumlah orang tua dan anak anak yang masih terlihat berseragam menuntut pihak kepolisian segera menangkap pelaku karena meresahkan warga setempat.

"Kami sekarang jadi was-was, mau apa-apa jadi ketakutan. Anak-anak mau mengaji, mau sekolah jadi takut. Apalagi kami yang punya anak perempuan jadi takut. Karena dengar isu pelaku tuh cari tumbal kah apa begitu, jadi semoga cepat ditemukan supaya kami juga bisa tenang,"harap Ibu Debi.

Pelaku berinisial RM telah ditetapkan sebagai Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh Polres Sorsel. Penetapan tersangka kepada RM dilakukan oleh Polisi setelah sebelumnya memeriksa sejumlah saksi.

Dimana sebelum kematian anak S, tetangga S melihat untuk terakhir kalinya S berjalan dengan RM masuk kedalam hutan di dekat Pasar Kajase Teminabuan. Sempat dinyatakan hilang selama 2 hari, pada hari ketiga S ditemukan tewas dalam keadaan mengenaskan.

Meski belum diketahui hasil otopsi, namun dari fisik korban dapat diketahui tewas dengan tidak wajar.*