Infografis

Kronologis Penemuan Pekerja Tambang Bawah Tanah Freeport Yang Terjebak, 2 Meninggal 5 Masih Dicari

Infografis wartaplus.com/Foto Corcom PTFI

TIMIKA,wartaplus.com - Insiden longsor di tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia (PTFI) di area Grasberg Block Cave (GBC), Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, terjadi pada 8 September 2025. Sebanyak tujuh pekerja (lima dari PT Redpath Indonesia dan dua dari PT Cipta Kontrak) terjebak akibat luncuran material basah (lumpur biji) yang menutup akses evakuasi. Berikut kronologi lengkap berdasarkan perkembangan hingga saat ini (22 September 2025):

8 September 2025, pukul 22:00 WIT: Terjadi longsor material basah di zona penambangan bawah tanah GBC. Longsoran ini berasal dari titik pengambilan produksi, menyebabkan tertutupnya jalur evakuasi dan memerangkap tujuh pekerja di dalam terowongan. PT Freeport langsung menghentikan seluruh operasi tambang bawah tanah untuk memprioritaskan evakuasi. Tim darurat dikerahkan dengan alat berat, drone, dan pengeboran manual.



9 September 2025 : PT Freeport mengonfirmasi insiden melalui pernyataan resmi VP Corporate Communications Katri Krisnati. Akses ke area tertentu tertutup, dan komunikasi dengan pekerja terputus (kemungkinan karena baterai HT habis). Pemerintah melalui Kementerian ESDM memantau proses penyelamatan. Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung menyatakan pekerja masih terjebak di terowongan berliku-liku.

10-12 September 2025: Pencarian intensif berlangsung, tetapi belum ada kemajuan signifikan. Tim menghadapi tantangan material lumpur basah yang dalam dan berat. Operasi produksi tetap dihentikan, dan seluruh sumber daya difokuskan pada evakuasi.

14-15 September 2025 : Tim penyelamat berhasil menembus sebagian longsoran menggunakan remote loader dan bor. Namun, ketujuh pekerja belum ditemukan. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia meninjau lokasi dan memerintahkan percepatan upaya, termasuk melaporkan langsung ke Presiden Prabowo Subianto.

16 -18 September 2025 : Pencarian memasuki hari ke-8 hingga ke-10. PT Freeport menggunakan drone untuk memetakan area sempit. Bahlil menyatakan pekerja masih terjebak, dan operasional tambang tetap terhenti. Dua pekerja asal asing (Chile dan Afrika Selatan) termasuk di antara korban.

19 September 2025: Belum ada penemuan. Upaya terus dilakukan di tengah risiko keselamatan tinggi bagi tim penyelamat.

20 September 2025, pukul 08:45 WIT : Tim penyelamat menemukan dan mengevakuasi dua jenazah pekerja yang meninggal dunia akibat tertimbun. Identitas korban diungkap polisi: salah satunya Wigih Hartono (teknisi asal Ponorogo, Jawa Timur, yang telah bekerja 7 tahun di Freeport, meninggalkan istri dan dua anak). Jenazah dievakuasi setelah identifikasi oleh kepolisian. PT Freeport menyampaikan belasungkawa melalui Presiden Direktur Tony Wenas dan berkomitmen memberikan dukungan penuh kepada keluarga. Pencarian lima pekerja lainnya dilanjutkan.

Hingga 21 September 2025, lima pekerja yang tersisa masih hilang dan belum ditemukan. PT Freeport, didukung pemerintah, terus mengerahkan sumber daya maksimal untuk operasi penyelamatan, meski tantangan seperti volume lumpur besar dan kondisi tambang yang rawan tetap ada. Keselamatan pekerja menjadi prioritas utama, dan aktivitas produksi di GBC masih dihentikan.