BWS Papua Berharap Sinergitas Perguruan Tinggi dan Komunitas Peduli Sungai dalam Pengelolaan SDA

Para peserta kegiatan Pembinaan Kemitraan Perguruan Tinggi dan Komunitas Peduli Sungai yang digelar BWS Papua/Andi Riri

JAYAPURA, wartaplus.com - Balai Wilayah Sungai (BWS)  Provinsi Papua menggelar kegiatan Pembinaan Kemitraan Perguruan Tinggi dan Komunitas Peduli Sungai di Provinsi Papua, bertempat di salah satu hotel Kota Jayapura, Selasa, Senin (06/05/2024).

Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa, akademisi dan perwakilan komunitas peduli sungai dari Kabupaten dan Kota Jayapura, Kabupaten Biak dan Nabire.

Kepala BWS Papua, Nimbrot Rumaropen ST.MT kepada wartawan mengatakan, merujuk pada UU no.19 tahun 2019 tentang Sumber Daya Air, salah satu dari lima pilar sumber daya air yaitu pemberdayaan masyarakat.

"Jadi kegiatan ini adalah bagian dari pemberdayaan masyarakat. Dimana dalam pengelolaan sumber daya air kita libatkan masyarakat, salah satunya komunitas peduli sungai dan juga perguruan tinggi," ujarnya.

Keterlibatannya yaitu bagaimana bekerjasama dalam kemitraan agar setiap program pengelolaan sumber daya air bisa disinergikan dengan masyarakat.

"Dalam hal ini kita fokus ke komunitas dan perguruan tinggi. Karena kominitas ini yang biasa ada di lapangan, bergaul langsung dengan masyarakat, sehingga program kita bisa disinergikan dengan kegiatan mereka," jelas Nimbrot.

Ia mencontohkan, semisal program pemeliharaan rutin sungai, pembersihan sungai, nanti akan melibatkan komunitas ini.
Pun dengan perguruan tinggi, lanjut Nimbrot, selama ini kemitraan sudah berjalan.

Seperti dari perguruan tinggi, mengirim mahasiswanya untuk melakukan praktek atau magang di kantor BWS Papua.

"Kita berharap bukan hanya praktek magang, tapi mahasiswa juga bisa menulis skripsi terkait sumber daya air," harapnya.

Lalu dengan akademisi (dosen), pihak BWS bisa meminta saran tekhnis jika terjadi masalah di lapangan.

Nimbrot berharap melalui kegiataan pembinaan ini, ke depan baik komunitas maupun perguruan tinggi bisa bersama, bersinergi dalam pemeliharaan sungai di Provinsi Papua.

"Terutama sungai dalam kota, seperti menjaga lingkungan di sekitar sungai atas daerah aliran sungai (Das) nya bisa tetap terjaga," harapnya.

Sementara itu Dr.Ir. Happy Mulia, M.E dalam paparannya menjelaskan, dalam pengelolaan sumber daya air (sda) ada sejumlah permasalahan diantaranya karena terjadi degradasi daerah aliran sungai, eksploitasi air tanah yang tidak terkendali, hingga keterbatasan pemahaman dan kepedulian masyarakat.

Sedangkan tantangannya dalam pengelolan sda diantaranya curah hujan musiman dan indeks ketersediaan air yang bervariasi pada setiap Pulau, dinamika kependudukan dan implikasinya terhadap sumber daya, ketahanan air dan dampak perubahan iklim global.

Menurut mantan Kepala BWS Papua ini, pengelolaan sumber daya air harus secara terpadu melibatkan pemerintah baik pemerintah pusat (kementerian/lembaga), pemerintah daerah, masyarakat dan pihak swasta lainnya.

"Bahwa semua punya hak untuk mengelola, memanfaatkan, mengeksploitasi sumber daya air. Oleh karenanya tanpa keterpaduaan maka akan terjadi degradasi sumber daya air baik secara kualitas dan kuantitas," katanya.**