Tanggapan Tokoh Adat Terkait Rencana Penerimaan 2.000 Bintara Polri

Ondoafi Sosiri Boas Asa Enoch/Istimewa

JAYAPURA,wartaplus.com - Ondoafi Sosiri Boas Asa Enoch menyambut baik terkait program Polda Papua yang memberi kuota khusus bagi anak kepala suku pada penerimaan calon bintara Polri tahun 2024 ini.

Menurutnya, program ini bentuk sebuah penghormatan dari instansi Kepolisian terhadap para ondoafi dan kepala suku di Papua.

Apalagi, kata Boas, program ini diusulkan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri yang bukan anak asli Jayapura.

"Luar biasa itu dan sangat menghargai ondoafi-ondoafi ini, mereka (Kapolri dan Kapolda) memang tapi mereka bukan anak Jayapura tapi mereka tahu persis bagaimana itu anak adat," pujinya.

Kendati begitu, Boas mengimbau agar proses pelaksanaan perekrutan calon bintara Polri nanti bisa dilakukan sesuai prosedur. Sebab, dia tak ingin, rekrutmen nanti terkesan dipaksakan demi memenuhi kuota khusus yang diberikan kepada kepala suku atau ondoafi.

"Itu pun dia anak-anak ondoafi, tapi kalau memang kondisi kesehatannya tidak menguntungkan ya tidak bisa dipaksakan," jelasnya.

Senada dengan itu menurut Jellin Ismail Payai selaku tokoh adat Yapen, proses rekrutmen itu nanti harus dilaksanakan dengan terbuka dan secara transparan. Jellin berharap, anak-anak atau keluarga dari kepala suku yang diterima menjadi polisi sesuai dengan kriteria rekrutmen.

"Tidak harus anak kepala suku jadi dia harus jadi. Harus dia benar-benar juga memenuhi kriteria dari sebuah rekrutmen," ujar Jellin Ismail Payai.

Jellin Ismail Payai ingin proses rekrutmen tersebut tidak ada praktik-praktik yang terindikasi dengan nepotisme. Karena itu, dia mau pihak Polda Papua betul-betul menyiapkan program tersebut secara matang demi mencegah masalah-masalah tersebut.

"Iya memang saya pikir teknis pelaksanaan yang memang bagus mencegah itu, praktik-praktik jadi titipan dari kepala-kepala suku," harapnya.

Jeliin juga tidak luput mengucapkan apresiasi dan berterimakasih atas kepedulian dari Irjen Mathius D. Fakhiri terhadap anak-anak asli Papua yang ingin menjadi polisi. Karena menurutnya, program ini adalah salah satu upaya dari pihak Kepolisian untuk memberdayakan orang asli Papua (OAP).

"Saya berterimakasih kepada Kepolisian karena terus konsisten untuk mengawal kamtibmas di wilayah hukum Polda dengan mempersiapkan sejumlah kader-kader terutama anak-anak kita, anak-anak OAP," imbuhnya.

Selama kepemimpinan Irjen Mathius D. Fakhiri, Polda Papua sudah merekrut 3.939 personel. Rinciannya, 2.167 personel pada 2021, 794 personel personel pada 2022 dan 978 personel pada 2023. *