Papua Football Academy Percaya Diri Ikuti Barati Cup 2024

Siswa Papua Football Academy (PFA) angkatan kedua kembali turun untuk melakoni kompetisi usia muda bergengsi, Bangga Merah Putih (Barati) Cup 2024/Freeport Indonesia

JAYAPURA,wartaplus.com - Mencapai babak 8 besar di Piala Soeratin Nasional U-13, Siswa Papua Football Academy (PFA) angkatan kedua kembali turun untuk melakoni kompetisi usia muda bergengsi, Bangga Merah Putih (Barati) Cup 2024.

Tahun ini merupakan tahun kedua penyelenggaraan Barati Cup. Tidak hanya sekadar turnamen, tapi dengan jumlah peserta hingga 2.300 pemain juga merupakan momentum ajang pencarian bakat bagi para pemain. Bagi para pemain yang memiliki potensi dan terpilih akan dibentuk menjadi satu tim untuk dikirim ke Gothia Cup 2024 pada awal Juli nanti di Gothenborg, Swedia.

Tahun ini Barati Cup diikuti 120 SSB (Sekolah Sepak Bola) yang berasal dari 17 provinsi di Indonesia. SSB peserta mengirimkan 2300 pemain yang berkompetisi di tiga kelompok umur (KU), yaitu U-12, U-13, dan U-14.

Sebagai investasi sosial dari PT Freeport Indonesia, PFA akan turun mewakili nama Papua di kategori U-14. Kelly Pepuho sebagai Pelatih PFA sekaligus yang akan menjadi pembimbing siswa PFA ke Pulau Dewata menyebutkan bahwa the boys, sapaan siswa PFA, percaya diri dan optimis dalam mengikuti kompetisi kali ini.

Menjadi satu-satunya tim dari Papua, Kelly Pepuho sebagai Pelatih PFA sekaligus yang akan menjadi pembimbing siswa PFA ke Pulau Dewata menyebutkan bahwa The Boys, sapaan siswa PFA, percaya diri dan optimistis selama masa pertandingan kali ini.

“Selama masa persiapan kami punya waktu latihan yang cukup dan sudah melakoni uji coba sebanyak lima kali. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri sangat berpengaruh dalam mengangkat mental dan percaya diri pemain,” ujar Kelly, Jumat (8/3/2023)

“Pada turnamen kali ini anak-anak bisa menampilkan performa yang maksimal. Apa yang kami siapkan bisa diterapkan dengan baik, kami bangga bisa hadir di Bali, dengan dukungan penuh PT Freeport Indonesia, doa masyarakat Papua dan restu dari seluruh orang tua, Torang Bisa!” tambah Kelly.

Dalam perjalanannya berkompetisi di Barati Cup, PFA meraih 3 kemenangan sempurna di babak grup B sebagai wakil Papua satu-satunya dan bertemu dengan klub-klub dari daerah yang tangguh seperti Bali United (Bali), Raga Negeri (DKI Jakarta), dan Fanshop FC (Jawa Barat). Namun PFA dapat mengatasi lawan-lawannya dengan menang 4-0 atas Fanshop FC, menang 3-0 atas Raga Negeri, dan kembali menang atas Bali United dengan skor tipis 2-1 Yang berarti PFA melaju sebagai juara grup dengan poin sempurna 9.

Pada babak perdelapan final PFA berjumpa dengan Safin Pati (Jateng) dan menang sudden death penalti setelah imbang 1-1 di waktu normal dan imbang di adu penalti. Skema yang serupa juga terjadi di babak perempat final melawan FIFA Farmel (Banten). Safin Pati dan FIFA Farmel sendiri merupakan finalis Barati Cup pada tahun sebelumnya. Di Semi final, PFA menang meyakinkan Satria Cipta FC (Banten) 4-0.

Babak final, Papua Football Academy menghadapi Young Warriors (Banten). Di waktu normal, pertandingan berkesudahan imbang 1-1 dan dilanjutkan ke babak penalti. Pasca 5 penendang penalti dari masing-masing, kedudukan masih imbang. Akhirnya pada sudden death penalti, PFA harus mengakui kemenangan sang lawan dan menjadi runner up.

Pada sisi lain, PFA menunjukkan ciri khasnya pada selebrasi final dengan memperagakan  Guard of Honour baik di Selangor dan di Bali saat tim juara memasuki podium. Sikap ini merupakan penghormatan kepada lawan dan menunjukkan rivalitas berakhir setelah peluit panjang berbunyi.

Salah satu orang tua dari Young Warrior FA di laman sosial medianya menyampaikan apresiasi kepada pelatih dan orang tua siswa PFA. "Kami orang tua Young Warrior FA KU 2010 sangat bangga dapat berada dalam satu kompetisi bersama dengan anak-anak PFA yang saling mendukung hingga final dan berakhir salah satunya menjadi juara. Pada akhir bertandingan kedua tim saling berpelukan bersama,"ujarnya.

“Inilah sepak bola yang sesungguhnya. Kami kagum dengan keramahan dan sportivitas anak-anak PFA, kami yakin pada orang tua dan pelatih, telah berhasil membentuk anak-anak Indonesia yang luar biasa. Di mata kami, kalian saudara-saudaraku dari PFA juga adalah juara, sampai bertemu lagi dilain waktu, Tuhan Memberkati.” tulis orang tua dari salah satu peserta Barati Cup 2024 tersebut.

Peradaban Baru

Atas tren positif ini, Direktur PT Freeport Indonesia, Claus Wamafma menyampaikan ucapan selamat  kepada siswa dan pelatih PFA, “Kita terus antusias melihat performance, organisasi bermain. Fighting spirit dan mental juara PFA Menuju puncak prestasi. Kalian anak-anak hebat yang menjanjikan perubahan besar dalam cara bermain sepakbola modern, perubahan paradigma dan melambungkan harapan kami semua untuk sebuah peradaban baru di Papua.”

Claus mengatakan PFA adalah bagian dari program investasi sosial PT Freeport Indonesia sejak 2022.

"Program ini merupakan komitmen jangka panjang Freeport Indonesia untuk mengembangkan bakat sepakbola anak Papua berbasis pengembangan karakter," kata Claus.

Adapun kegiatan turnamen yang diikuti oleh PFA ini bagian dari langkah pembentukan karakter anak Papua agar memiliki mental bersaing sehingga akan tumbuh menjadi individu yang kompetitif kelak.

Siswa PFA merupakan 60 anak terpilih dari talent scouting “PFA Cari Bakat” yang diadakan pada tahun 2022 & 2023 di 8 kabupaten/kota di seluruh Papua, yaitu Timika, Kabupaten dan Kota Jayapura, Nabire, Merauke, Waropen, Serui, dan Biak Numfor.

Pada kegiatan kesehariannya, siswa PFA memiliki homebase di Mimika Sports Complex (MSC) yang dikelola dan terus dikembangkan oleh PT Freeport Indonesia. Di MSC, para siswa mendapatkan pelatihan intensif dan fasilitas lengkap seperti gymnasium, klinik fisioterapi, serta tim ahli gizi dan tim medis yang bertugas untuk memantau terpenuhinya nutrisi makanan serta kesehatan fisik para siswa yang sedang dicetak untuk menjadi atlet sepak bola bertaraf Internasional.

Seiring berjalannya waktu, harapan dan impian para putra Papua yang tergabung dalam PFA untuk menjadi pesepak bola menemukan jalannya. Dengan semangat dan juga dukungan dari PT Freeport Indonesia,  pelatih, keluarga dan seluruh warga Papua, diharapkan PFA bisa menjadi gerbang baru lahirnya bakat-bakat atlet sepak bola dan karakter muda yang berkualitas untuk Indonesia.*