Kapolda Papua Tanggapi Penyerangan Pos TNI di Paro, 6 Prajurit Gugur

Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius Fachiri/Humas Polda Papua

JAYAPURA, wartaplus.com - Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius Fachiri memberikan tanggapan terkait penyerangan Pos TNI di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan dalam sepekan terakhir dimana 6 prajurit dari Satgas Yonif R 411/Pandawa gugur.

Kepada wartawan di Jayapura, Jumat (01/12) siang, Kapolda menyampaikan ucapan turut berbelasungkawa atas gugurnya 6 prajurit kusuma bangsa, yang telah berjuang menjaga NKRI.

Menurut ia, untuk meminimalisir jatuhnya korban, seharusnya personil tidak terpancing dengan adanya gangguan KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata ).

“Jadi kejadian itu, kita tidak boleh terpancing. Tetapi kita harus tetap berjaga dan pastikan semua gangguan yang terulang itu kita bisa tekan sebaik mungkin,” ujarnya.

Kapolda menjelaskan, jarak antara Distrik Paro dan Kenyam ibukota Kabupaten Nduga, sangat jauh. Sehingga ia telah meminta kepada anggotanya, Polres dan Satgas Polri yang ada disana untuk tidak melakukan pengejaran terhadap KKB.

"Saya pikir Pangdam juga akan meminta hal yang sama, karena kalau kita kejar justru akan sangat beresiko bagi nyawa anggota," tukasnya.

Kapolda Fakhiri menegaskan, tentunya langkah-langkah penegakan hukum, akan tetap dilaksanakan. "(KKB) sudah banyak yang kita tangkap. Mudah mudahan dari penangkapan ini, bisa kita kembangkan untuk menangkap semua jaringan mereka," tegasnya.

Untuk diketahui, dalam sepekan terakhir telah terjadi dua kali penyerangan oleh KKB terhadap prajurit TNI dari Satgas Pamtas Mobile Yonif R 411/Pandawa di Distrik Paro.

Penyerangan pertama pada Sabtu, 25 November 2023 lalu, 4 prajurit gugur dalam kontak tembak dengan KKB yaitu Praka Lipsan Yadou, Praka Dwi Bekti Probo Siniwoko, Pratu Miftahul Firdaus dan Prada Darmawan.

Lalu penyerangan kedua terjadi pada Kamis, 30 November 2023, dua prajurit yaitu Pratu Sandi dan Prada Padli gugur.  Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi terkait insiden penyerangan yang diduga dilakukan KKB pimpinan Perek Kogoya.**