Kondisi Geografis, Keterbatasan Prasarana dan SDM jadi Kendala Penanganan Stunting di Puncak Jaya

Pj Bupati Puncak Jaya, H. Tumiran, S.Sos, M.Ap/istimewa

JAYAPURA, wartaplus.com - Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah mengklaim alami kendala dalam melaksanakan program nasional pencegahan stunting pada anak.

Salah satu kendala utama yang dihadapi yaitu kondisi geografis daerah. Dimana Puncak Jaya yang berada di ketinggian 2.500 mdpl itu, terdiri dari gunung gunung, sehingga sebagian wilayah hanya dapat diakses menggunakan transportasi udara.

Selain itu,  sarana prasarana seperti puskesmas dan juga SDM tenaga kesehatan di Distrik yang terbatas.

Penjabat Bupati Puncak Jaya, Tumiran S.Sos, M.AP kepada wartawan di Jayapura, Rabu (15/11) mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih belum memiliki data riil kasus stunting pada anak.

"Penanganan stunting sedikit alami kendala, karena untuk mencari data kasus stunting dari 27 Distrik itu tidak mudah," ujar Pj Tumiran.

Ia menjelaskan, dari 27 Distrik di Puncak Jaya, hanya ada 8 Puskesmas yang siap melayani kesehatan masyarakat.

"Dari 8 Puskesmas itu mereka harus melayani semua masyarakat di 27 Distrik, yang notabene sebagian Distrik secara geografi sulit di jangkau dengan jalan darat, sehingga harus menggunakan transportasi udara, seperti ke Distrik Fawi, Torere, Dagai, Lumo dan beberapa Distrik lainnya, hanya untuk melakukan pendataan. Nah ini juga yang masalah, karena biaya pesawat yang cukup mahal," keluhnya.

Meski begitu, ungkap Tumiran, setiap tahun pemerintah Kabupaten Puncak Jaya selalu mengangggarkan dalam APBD untuk program pencegahan dan penurunan stunting.

"Pastinya kita tetap komitmen untuk melaksanakan program-program strategis nasional, salah satunya program pencegahan stunting ini," tegasnya.

Selain telah membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), Pemda juga bekerjasama dengan TP-PKK melakukan berbagai kegiatan pencegahan, salah satunya mengefektifkan kegiatan Posyandu.**