Tnitu Aisinya Mansare Gelar Gubernur Waterpauw Dari Delapan Kepala Suku Kaimana

Ketua Dewan Adat Kaimana, Yohan Werfete kukuhkan Gubernur Waterpauw yang berlangsung di halaman GOR Kaimana, Rabu (18/10/2023) sore. Pengukuhan ditandai dengan penyematan mahkota kepada Gubernur Waterpauw disaksikan Ny. Roma Megawanty. P. Waterpauw serta Bupati Kaimana Freddy Thie dan para kepala suku/Istimewa

KAIMANA,wartaplua.com -  Setelah dikukuhkan oleh Kepala Suku Besar Kuri Wamesa Kabupaten Teluk Wondama Sefnat Kurube Djau dan Ketua Dewan Adat Papua (DAP) Daerah Wondama Adrian Worengga sebagai anak adat dan sesepuh  Kuri Wamesa, Jumat (13/10/2023) lalu, Rabu (17/10/2023) siang Gubernur Papua Barat Komjen Pol (Purn) Drs. Paulus Waterpauw.,M.Si kembali dikukuhkan sebagai sesepuh delapan suku asli Kaimana. Delapan suku di Kaimana yakni suku Mairasi, suku Kuri, suku Irarutu, suku Oburau,  suku Medewana, suku Napiti,  suku Myere, dan suku Kouwayi.

Ketua Dewan Adat Kaimana, Yohan Werfete kukuhkan Gubernur Waterpauw yang berlangsung di halaman GOR Kaimana, Rabu (18/10/2023) sore. Pengukuhan ditandai dengan penyematan mahkota kepada Paulus Waterpauw yang dipimpin oleh Ketua Dewan Adat Kaimana, Yohan Werfete disaksikan  Ny. Roma Megawanty. P. Waterpauw, Bupati Kaimana Freddy Thie dan para kepala suku.

Sebelum memulai pengukuhan Paulus Waterpauw dan istri Roma Megawanti Pasaribu diarak dengan tarian adat dari delapan suku asli Kaimana. 

Ketua Dewan Adat Kaimana, Yohan Werfete dalam prosesi pengukuhan menggunakan bahasa Irarutu. "Dengan ini mengangkat dan memberikan gelar kepada bapak Paulus Waterpauw, dengan sebutan Tnitu Aisinya Mansare," ucap Yohan disambut tepuk tangan masyarakat adat yang hadir pada saat prosesi pengukuhan. 

Yohan kemudian menjelaskan makna dari gelar yang telah diberikan kepada Paulus Waterpauw, yakni Tnitu Aisinya Mansare. 

"Artinya anak sulung atau anak asli dan anak yang tertua, yang akan menjadi payung bagi delapan suku asli Kaimana," jelasnya.

Bangga

Gubernur Waterpauw bersama istri tercinta serta anak dan cucu keluarga besar waterpauw, menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada bapak ibu para sesepuh dari 8 suku asli Kaimana dan para kepala suku dari 8 suku asli yang ada di Kamiana, serta seluruh pemangku adat dan juga saudara, semua yang telah berkenan mengukuhkan dan memberikan gelar adat sebagai sesepuh dari 8 suku asli Kaimana dan sebagai anak asli Suku Mairasi yang merupakan bagian dari Suku besar Kuri Wamesa.

"Saya bersama istri dan anak-anak merasa bangga dan terhormat dengan adanya prosesi adat yang dilakukan hari ini bagi kami. saya memandang peristiwa pengukuhan saya sebagai anak adat dan sesepuh dari delapan 8 suku asli kaimana yaitu suku Mairasi, Kuri, Irarutu, Oburau, Medewana, Napiti, Myere dan suku Kouwayi. Pada hari ini tidak hanya sebagai bentuk penghargaan dan pengakuan atas diri saya yang memiliki garis keturunan suku besar Kuri Wamesa. terlepas dari itu saya menangkap ada nilai historis dan filosofis yang penting dari peristiwa adat di hari ini yaitu bahwa kitorang semua sesungguhnya adalah satu keluarga besar yang lahir dari moyang dan leluhur yang sama yaitu Kuri dan Pasai.


Dikatakan hubungan kekerabatan dan kekeluargaan sebagai anak cucu kuri dan pasai yang saat ini menyebar ke berbagai tempat mulai dari Wondama, Kaimana, Babo, Bintuni, Fakfak, Nabire hingga Waropen termasuk pula Manokwari dan sekitarnya harus tetap kita jaga dan rawat.

"Rasa persaudaraan sebagai anak cucu Kuri Pasai jangan sampai terputus hanya karena kita terpisah oleh garis batas kabupaten maupun wilayah administrasi pemerintahan lainnya. Keturunan Kuri Pasai yang sekarang ini terhimpun dalam suku besar Kuri Wamesa maupun subsuku, marga atau komunitas lainnya hendaknya tetap memegang teguh nilai-nilai luhur budaya, tradisi dan kearifan lokal yang diwariskan para leluhur kita, sebagaimana prosesi adat yang dilakukan pada hari ini,"ujarnya.

Rahim Adat

Pengukuhan yang dilakukan pada hari ini,  kata Gubernur Waterpauw, memberi kesadaran baru bagi dirinya sebagai pribadi dan tentunya kita semua terutama kita yang berposisi sebagai pejabat juga yang memegang kuasa dalam berbagai tingkatan baik di pemerintahan maupun non pemerintahan untuk tidak pernah melupakan masyarakat adat.

"Karena sesungguhnya kita semua lahir dari rahim adat itu sendiri, untuk itulah saya mengajak kita semua terutama para generasi muda, mari terus kita jaga dan lestarikan adat istiadat, budaya dan tradisi asli orang Papua khususnya adat istiadat dan budaya suku besar kuri wamesa termasuk pula menjaga merawat alam dan sumber daya yang ada di dalamnya demi keberlanjutan hidup anak cucu kit,"ujar Gubernur Waterpauw.*