Pangdam Cenderawasih Bantah Tudingan Michelle Kurisi Sebagai Agen Intelijen Negara

Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan/Pendam17

JAYAPURA, wartaplus.com - Panglima Kodam (Pangdam) XVII /Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan secara tegas membantah tudingan Kelompok Pemberontak Bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang menuding Michelle Kurisi Doga sebagai mata mata atau Agen Intelijen Negara.

"TNI maupun Kodam XVII/Cenderawasih tidak pernah menggunakan masyarakat asli orang Papua (OAP) atau bahkan masyarakat sipil sebagai mata mata. Ini saya tegaskan guna menepis isu yang beredar di masyarakat," tegas Pangdam dalam rilis tertulisnya, Sabtu (02/09).

Pangdam menegaskan bahwa tidak ada keterlibatan Michelle Kurisi Doga yang tewas dibunuh oleh kelompok bersenjata, dalam bidang intelijen TNI.

"Almarhumah Michelle Kurisi Doga murni masyarakat sipil yang ingin membantu para pengungsi di Nduga. Namun niat yang baik itu harus dibayar mahal, dengan kehilangan nyawanya, dibunuh secara sadis oleh kelompok pemberontah bersenjata," aku Pangdam. 

Michelle Kurisi Doga adalah cucu Kepala suku Silo dan juga aktivis perempuan yang peduli akan kedamaian di tanah Papua.

Sementara itu, menanggapi pernyataan sikap dari  Perkumpulan Pengacara Hak Asasi Manusia Untuk Papua (Paham) yang meminta agar pengungkapan kasus terbunuhnya Michelle Kurisi dilakukan secara lndependen melalui KOMNAS HAM RI, agar menghindari klaim mengklaim yang tidak bertanggung jawab baik di kalangan TPNPB maupun TNI Polri, Pangdam Izak secara tegas mempersilahkan,

"Silahkan saja. Bila dibutuhkan dan diminta maka kami Kodam XVII/Cenderawasih siap untuk membantu," tegasnya.

Pangdam sangat menyayangkan bahwa sepanjang tahun 2022 hingga 2023, sudah sangat banyak masyarakat sipil antara lain supir, tukang ojek, pedagang, guru, tenaga kesehatan, pekerja bangunan, yang dibunuh secara kejam oleh oleh KKB yang kemudian dibilang intelijen TNI.

"TNI selalu hadir di tengah masyarakat untuk mengamankan. Sehingga apabila ada masyarakat terancam, maka TNI dan Polri akan bertindak," tegasnya.

"TNI Polri tidak akan menyerang mereka, tetapi kalau mereka membunuh masyarakat, kita tidak akan tinggal diam. Bahwa TNI Polri selalu memilih jalan damai dalam menyelesaikan semua permasalahan di tanah Papua ini. Oleh karena itu, masyarakat tidak boleh terancam keselamatannya," tegasnya lagi.**