TNI Kembali Berduka, Satu Prajurit Yonif 321/GT Gugur Dalam Tugas Operasi di Nduga Papua

ilustrasi penembakan

JAYAPURA, wartaplus.com - TNI kembali berduka, satu prajurit dari Satgas Yonif 321/GT/13/1 Kostrad gugur dalam tugas operasi pencarian dan penyelamatan pilot Susi Air yang disandera Kelompok Separatis Teroris (KST) sejak Februari 2023 lalu.

Pratu Miftahul Arifin  meninggal dunia akibat terkena tembakan KST yang melakukan penyerangan terhadap prajurit Satgas Yonif 321/GT di wilayah Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/04) sekira pukul 16.30 waktu setempat.

Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman dalam rilis tertulisnya, Minggu, (16/04) siang mengatakan, korban tertembak dan terjatuh ke jurang sedalam 15 meter.

Saat proses evakuasi korban, ungkap Kapendam Herman, KST kembali melakukan penyerangan sehingga terjadi kontak tembak.

"Akibat kontak tembak itu, belum diketahui secara pasti berapa jumlah prajurit yang menjadi korban, karena belum bisa berkomunikasi akibat cuaca hujan dan berkabut," ungkapnya.

Ia menjelaskan, cuaca di wilayah Nduga sangat ekstrem dan cepat berubah ubah sehingga komunikasi kerap mengalami gangguan.

"Kondisi tersebut menjadi salah satu terhambatnya komunikasi dengan aparat keamanan yang berada di wilayah Nduga," akunya.

Lanjut Kapendam, meski terkendala cuaca, namun upaya-upaya memberikan bantuan dan evakuasi tetap dilaksanakan. 

"Evakuasi sedang dilaksanakan, Kita berharap evakuasi berjalan dengan cepat, lancar dan aman," imbuhnya. 

"Mohon doanya semoga Prajurit TNI yang melaksanakan tugas negara dan juga melakukan pencarian pilot Susi Air diberikan keselamatan, perlindungan dan kekuatan, sehingga dapat kembali bertugas," pintanya.

Sebelumnya, pada Senin (03/04) lalu, satu prajurit TNI Satgas Yonif R 321/GT/13/1 Kostrad yang bertugas di pos Yal, Kabupaten Nduga gugur dalam kontak tembak dengan KST. Korban Pratu Hamdan meninggal dunia dengan luka tembak di bagian wajah.**