Polda Papua Berikan Trauma Healing Kepada Warga Terdampak Gempa di Jayapura

Seorang Polwan sedang bermain bersama anak anak di tenda pengungsian/dok:Humas Polda Papua

JAYAPURA, wartaplus.com – Kepolisian Daerah (Polda) Papua turun langsung dalam penanganan bencana alam gempa tektonik magnitudo 5,4 yang mengguncang wilayah Jayapura, pada Kamis (09/02) lalu.

Selain membantu melakukan evakuasi korban, Polda Papua melalui Bagian Psikologi Biro SDM Polda Papua juga trauma healing bagi warga terdampak gempa yang memilih mengungsi di sejumlah tempat pengungsian yang telah disediakan pemerintah daerah.

Trauma healing sendiri adalah suatu proses pemberian bantuan berupa penyembuhan untuk mengatasi gangguan psikologis seperti kecemasan, panik, dan gangguan lainnya karena lemahnya ketahanan fungsi-fungsi mental yang dimiliki individu.

Karo SDM Polda Papua Kombes Pol I Wayan Gede Ardana, S.I.K., M.Si melalui Katim Psikologi Kompol Dorthea Ansanay, S.Pd mengatakan, trauma healing diberikan di beberapa titik pengungsian, salah satunya di Lapangan Samping Bank BTN, Kelurahan Numbay Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura. 

"Kehadiran kami di sini untuk memberikan pelayanan psikologi sosial dimana metode yang digunakan adalah trauma healing, bermain, bernyanyi, dan memberikan snack untuk anak-anak. Serta relaksasi, konseling individu dan konseling kelompok untuk para ibu-ibu,"kata Kompol Dorthea saat ditemui usai kegiatan, Minggu (12/02).

Adapun sasaran trauma healing diberikan kepada anak-anak dan  ibu-ibu. Terlihat mereka tertawa dan tersenyum lepas dengan kegiatan trauma healing yang diberikan anggota Polri.

"Untuk trauma healing kami berikan penguatan kepada anak-anak dengan berbagai macam permainan untuk meringan beban psikologi yang terjadi kepada anak-anak," katanya.

Ia menjelaskan, anak-anak lebih prihatin ketimbang orang tua karena orang tua masih bisa menyelamatkan diri ketimbang anak anak yang masih membutuhkan bantuan dari orang dewasa.

"Para anak-anak dan ibu-ibu terlihat bahagia dan hal ini untuk mengobati trauma para pengungsi pasca gempa," ungkap Dorthea.

"Semoga  yang dilakukan Polri dalam hal ini Polda Papua bisa meringankan beban para korban dan berharap semuanya segera pulih kembali,"  harapnya.

Sementara itu, Ketua RT ibu Ratna mengucapkan terima kasih  kepada Polri khususnya Polda Papua. Menurutnya, kegiatan trauma healing ini baru pertama kali dirasakan.

"Kegiatan ini belum pernah kami dapati, selama ini kami hanya mendapati bantuan berupa fisik tapi secara psikologi baru kami dapati," katanya.

Dirinya juga berharap agar bencana ini segera berakhir dan para pengungsi dapat kembali ke rumah masing-masing.

Adapun jumlah pengungsi yang sementara terdata di Tenda pengungsian Samping Bank BTN sebanyak 109 kepala keluarga dengan jumlah jiwa 426. 

"Kami liat hari ini ada lonjakan pengungsi namun belum kami datakan, kedepan kami akan datakan," kata ibu Ratna.**