Meninggalnya Bidan Sri Lestari, Ketua IBI Papua Tuntut Jaminan Keamanan Tenaga Medis

Tampak puluhan tenaga medis menyambut kedatangan jenazah di Mako Yonif 751/Rider/ Andy

SENTANI, wartaplus.com - Sempat disemayamkan di Kodim 1702 Jayawijaya selama satu malam, dua jenazah korban penyerangan Orang Tak Dikenal (OTK) di Kabupaten Yalimo yakni Sertu Eka Adrianto dan istri, Sri Lestari Indah Putri akhirnya dievakuasi ke Jayapura pada Jumat (01/04/22) pagi.

Kedatangan kedua jenazah disambut puluhan perawat dan bidan dari beberapa puskesmas di Kota dan Kabupaten Jayapura yang sudah menunggu sejak pagi di Kantor Air Nav Bandar Udara Sentani.

Isak tangis pun pecah ketika jenazah almarhumah Sri Lestari Indah Putri tiba. Puluhan bidan dan perawat ini tak kuasa menahan kesedihan atas meninggalnya rekan sejawat bidan Sri Lestari.

Dari bandara, puluhan perawat dan bidan mengarak kedua korban menuju Mako Yonif 751/Rider untuk disemayamkan.

Sesampainya di Mako Yonif 751/Rider, puluhan tenaga kesehatan yang hadir melakukan penghormatan terakhir dengan menyanyi, membaca puisi dan membacakan tuntutan kepada pemerintah untuk lebih serius memperhatikan keamanan para tenaga kesehatan yang bertugas di wilayah pedalaman papua.

Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Papua, Deonesia Pri Utami mengaku sangat terpukul dan marah karena sosok bidan tenaga kesehatan yang notabene adalah pahlawan kemanusiaan membantu kesehatan masyarakat di daerah terpencil papua malah dibunuh dengan keji.

" Ini adalah kejadian yang kesekian kali terjadi dimana tenaga medis dibunuh dengan keji saat bertugas. Kami sangat prihatin dengan kondisi ini karena ketika teman-teman kami melaksanakan tugas di daerah terpencil mereka diperlakukan seperti ini. Tentu saja ini membuat kami marah dan kecewa," ujarnya sedih bercampur kesal.

Menurutnya, sosok Sri adalah bidan teladan yang telah mengabadikan diri di Kabupaten Yalimo sekitar lima tahun lamanya.

" Alamarhumah adalah bidan yang selalu ada ditempat tugas dan banyak membantu  masyarakat Yalimo untuk pengobatan maupun persalinan. Jadi kehadirannya disana (Yalimo) benar-benar untuk tugas kemanusiaan," imbuhnya.

Deonesia berharap agar dengan kejadian ini pemerintah dan aparat keamanan memberikan jaminan keamanan kepada seluruh pekerja kesehatan yang bertugas di Papua.

" Semoga ada perhatian serius dari pemerintah untuk kasus ini supaya tidak ada lagi tenaga medis yang menjadi korban pembunuhan saat bertugas," pintanya.

Sebelumnya, almarhumah Sri Lestari Indah Putri dan suaminya almarhum Sertu Eko Andrianto Hasugian diserang Orang Tak Dikenal (OTK) di Kabupaten Yalimo pada Kamis pagi yang menyebabkan keduanya meregang nyawa.

Selain membunuh pasangan suami istri ini, pelaku juga melakukan tindakan keji dengan memotong jari telunjuk dan jari tengah anak almarhum yang masih berumur 2,5 tahun.**