Polda Papua Gelar Latihan Pencegahan Kelompok Radikal dan Anti Pancasila

Polda Papua menggelar latihan Pra Operasi Bina Waspada Matoa 2021/dok.Humas Polda Papua

JAYAPURAwartaplus.com – Polda Papua menggelar latihan Pra Operasi Bina Waspada Matoa 2021 dalam rangka Pencegahan Kelompok Radikal dan Antipancasila, berlangsung di Aula Rastra Samara Mapolda Papua, Selasa (22/06)

Latihan ini dipimpin langsung Wakapolda Papua, Brigjen Pol. Dr. Eko Rudi Sudarto, S.I.K., M.Si.

Hadir dalam kegiatan Dir Binmas Polda Papua Kombes Pol Gatot Aris Purbaya, S.I.K bersama sejumlah pejabat utama Polda Papua, para perwakilan satker Polda Papua beserta seluruh Polres Jajaran melalui Vicon.

Wakapolda Papua dalam sambutannya menyampaikan bahwa masalah Terorisme di Indonesia masih merupakan persoalan yang serius, walaupun sudah banyak pelaku teror yang berhasil ditangkap seperti halnya yang terjadi di wilayah Kabupaten Merauke beberapa waktu lalu.

Namun, melihat eskalasi konflik di beberapa Negara, khususnya di wilayah timur tengah yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda, maka potensi radikalisme dan munculnya aksi-aksi terorisme dikhawatirkan akan terus ada.

"Oleh karena itu, dalam kesempatan ini saya ingin memberikan pandangan bahwa sikap atau paham radikalisme dan terorisme, hendaknya tidak dikaitkan pada suatu agama tertentu saja," kata Wakapolda

"Karena sikap atau paham demikian bisa terjadi pada semua agama atau golongan. Disamping itu, saya menginginkan agar kita dapat menempatkan pemahaman terhadap radikalisme dan terorisme pada porsi yang adil, agar kita tidak cenderung memberikan stigma yang negatif terhadap agama tertentu," lanjutnya.

Mengenai radikalisme, menurut Wakapolda, memang tidak dapat dipungkiri bahwa ada sekelompok umat tertentu yang menganut ideologi ekstrim/radikal dan melakukan tindakan teror. Namun demikian harus dipahami latar belakang sejarah dan masalahnya.

Selain Terorisme adapula yang membuat resah dilingkungan masyarakat yakni Premanisme, sehingga Wakapolda berpesan kepada jajaran dan anggota agar terus meningkatkan kerjasama dalam memberantasnya. 

"Karena biasanya tindakan-tindakan premanisme yang dilakukan oleh segelintir orang dapat memicu terjadinya konflik sosial yang lebih luas," terangnya.

Melalui kegiatan operasi Kepolisian ini, Wakapolda berpesan agar dipedomani yakni dalam setiap langkah, tindakan yang dilakukan hendaklah bernilai ibadah agar kita senantiasa dilindungi oleh Tuhan YME, dalam menjalankan operasi.

"Utamakan pendekatan preemtif, seperti tatap muka dan sambang kepada tokoh masyarakat," pesannya.**