Deklarasi Ormas P5, Yanto Eluay Ajak Lupakan Luka di Masa Lalu

Ormas Presidium Putra Putri Pejuang Pepera (P5) resmi dideklarasikanbertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 92 tahun, Rabu, 28 Oktober 2020/Andi Riri

SENTANIwartaplus.com -  Organisasi Masyarakat (Ormas) Presidium Putra Putri Pejuang Pepera (P5) resmi dideklarasikan bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 92 tahun, Rabu, 28 Oktober 2020, di Pendopo Igwa-igwa Ondikeleuw Haleufoiteuw Hele Wabhouw Obhe, Jalan Bisteur Pos, Kampung Sereh, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura

Wadah perhimpunan putra putri pejuang Pepera ini dicetuskan oleh Yanto Eluay seorang tokoh adat Papua yang juga merupakan anak dari Ketua Presidium Dewan Papua, Alm Theys Hiyo Eluay.

Acara deklarasi dihadiri oleh Danrem 172/PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan, Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw, Kapolres Jayapura, AKBP Victor Dean Mackbon, dan sejumlah pimpinan Ormas

Terdapat lima poin pernyataan Deklarasi yang diantaranya akan mengawal  pembangunan di tanah Papua dengan semangat Pepera dalam bingkai NKRI. Lalu sebagai putra-putri Papua akan mengawal NKRI untuk mencegah pihak-pihak yang tidak mengetahui sejarah yang akan memecah bangsa dan negara.

Memelihara semangat serta memberikan berkat kepada putra-putri Papua yang tidak mengetahui sejarah untuk membuka hati dalam kesucian roh Kudus, menghormati tumpah darah pejuang dalam wadah NKRI.

"Serta tetap bersatu memperat pelukan diantara kami, agar dunia mengetahui masyarakat Papua tidak pernah mengkhianati sejarah".

Yanto Eluay menuturkan ormas P5 didirikan tujuan utamanya adalah untuk turut menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Untuk pendirian ormas, Yanto yang juga ondofolo kampung Sereh mengaku telah mengurusnya di Badan Kesbangpol Papua 

Seluruh anggota P5, lanjut Yanto, merupakan anak-anak dan cucu dari para pejuang Pepera dan 1.026 tokoh Papua yang ikut dalam musyawarah Pepera pada tahun 1969 lalu.

"Jadi ormas P5 ini dibentuk karena kami punya tanggung jawab moril atas keputusan orang tua kita yang pada saat itu telah memutuskan bahwa Papua menjadi bagian dari NKRI. Ya, sudah seharusnya kita turut serta menjaganya," terangnya imbuhnya.

Selain itu, Yanto juga menambahkan, yang menjadi alasan kenapa Ormas P5 ini dideklarasikan tepat pada peringatan Hari Sumpah Pemuda, menurutnya, karena Ormas P5 yang didirikannya ini memiliki tujuan yang sama dengan pesan yang tersirat dalam Sumpah Pemuda yaitu, untuk kesatuan bangsa.

Mantan Anggota DPRD Kabupaten Jayapura dari Partai Golkar ini juga mengungkapkan, bahwa hingga saat ini keputusan Pepera pada tahun 1969 itu sering di plintir oleh sejumlah pihak.

"Keputusan Pepera itu sudah final dan tidak dapat di ganggu gugat lagi. Walaupun sampai saat ini masih ada yang menyebut bahwa keputusan yang diambil dalam musyawarah Pepera pada saat itu adalah awal dari rentetan pelanggaran HAM yang terjadi di Papua. Oleh karena itu, kami berinisiatif mendirikan ormas ini untuk mengawal keputusan Pepera dan yang perlu dicatat adalah hasil dari musyawarah Pepera ini sudah tercatat dan diakui oleh PBB," tegasnya.

Kembali ditambahkannya, tugas dari P5 ini nantinya bukan hanya untuk mengawal keputusan Pepera semata, tetapi juga punya kewajiban untuk mengawal semua hal yang dikerjakan oleh pemerintah daerah.

Yanto berharap agar pemerintah juga dapat memperhatikan tokoh-tokoh yang telah memperjuangkan Papua menjadi bagian dari NKRI.

Sementara itu disinggung soal sejarah "Luka masa lalu" mengingat sosok sang ayah Alm.Theys Hiyo Eluay yang pernah menjadi tokoh adat sangat berpengaruh dan dielukkan oleh rakyat Papua, namun terbunuh secara tragis karena sering bertentangan dengan pemerintah pusat, Yanto Eluay menegaskan, sebagai orang beragama haruslah bisa memaafkan.

"Marilah kita sama-sama, bicara Papua dalam konteks perdamaian Tanah Papua yang damai. Harus kita menghilangkan dendam, amarah atas peristiwa yang terjadi di masa lalu," ujarnya

"Saya harap semua masyarakat Papua, untuk bersama-sama berdoa melupakan masa lalu, jangan lagi menyimpan kemarahan," ajaknya.**