Tempuh Medan Berat, Danrem 172/PWY Temui Prajurit dan Masyarakat Mbua

Danrem 172/PWY, Brigjen TNI Izak Pangemanan bertemu para tokoh masyarakat, adat di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Sabtu (10/10) lalu/dok.Penrem 172

JAYAPURAwartaplus.com – Dengan menempuh medan yang sangat  berat dan beresiko tinggi gangguan keamanan, Komandan Korem (Danrem) 172/PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan akhirnya tiba di wilayah Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Papua untuk memberikan semangat kepada prajurit yang bertugas disana, Sabtu (10/10) pekan lalu

Danrem Izak menuturkan, kunjungannya ke Mbua yang merupakan salah satu daerah rawan konflik bersenjata, semata-mata ingin memberikan support kepada prajurit. 

"Sebab dengan adanya kunjungan dari pimpinan, diharapkan mampu menambah moril prajurit dalam melaksanakan penugasan di daerah rawan," ujar Danrem, Selasa (13/10)

Ia menjelaskan, jalur darat untuk mencapai distrik Mbua tersebut, adalah medan berat dan beresiko tinggi serta cuaca yang ekstrim. Meski begitu, tidak menyurutkan semangat Danrem yang didampingi Kasiops Korem 172/PWY Letkol Inf Josep D.D Surbakti, Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Candra Dianto, untuk dapat meninjau langsung kondisi prajurit di daerah penugasan di pedalaman Papua.

“Kepada prajurit, saya mengingatkan agar selalu meningkatkan komunikasi dengan masyarakat serta meningkatkan kewaspadaan mengingat akhir-akhir ini aktifitas kelompok separatis bersenjata terus meningkat. Jangan ada gesekan sekecil apapun dengan masyarakat yang dapat menimbulkan konflik baru,” ujarnya mengingatkan. 

Danrem menyebutkan bahwa ada dua hal yang menyebabkan Pos tidak diserang oleh OPM  (organisasi papua merdeka) atau kelompok separatis bersenjata, yaitu pertama, OPM memang tidak punya niat untuk menyerang. 

"Hal ini karena Pos selalu waspada dan membina hubungan baik dengan lingkungan sekitar tanpa membedakan siapa mereka," sebutnya.

Kedua, OPM berniat menyerang, tetapi masyarakat tidak mengijinkan karena Pos memberikan manfaat kepada masyarakat sekitarnya. Hal ini dimungkinkan mengingat Papua adalah tanah adat, semua masyarakat patuh kepada adat setempat. 

"Siapa yang melanggar adat akan kena sanksi adat, termasuk OPM. Oleh karena itu Pos harus membina hubungan baik dengan semua masyarakat sekitar," kata Danrem

Komsos dengan Masyarakat

Lanjut dijelaskan, bahwa saat melaksanakan kunjungan kerjanya ke distrik Mbua, pihaknya melaksanakan komunikasi sosial dengan masyarakat dan tokoh adat (kepala suku), tokoh agama dan juga turut hadir aktifis HAM Papua Theo Hesegem serta para intelektual muda yang berasal dari daerah itu salah satunya adalah Lokbere. 

“Komunikasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak terprovokasi oleh sentimen-sentimen yang dibangun oleh kelompok-kelompok yang masih berseberangan dengan NKRI. Saya sangat berharap agar seluruh masyarakat dan TNI-Polri yang ada di distrik Mbua dapat hidup rukun dan dapat bekerjasama dalam menciptakan Kamtibmas yang kita harapkan bersama”, katanya.

Seperti kita ketahui bersama bahwa wilayah tersebut merupakan daerah operasi dari kelompok sparatis bersenjata pimpinan Egianus Kogoya,  yang pada 2 Desember 2018 lalu melakukan pembantaian keji kepada belasan karyawan PT.  Istaka Karya, serta penyerangan Pos Yonif 755/Yalet pada (3/12/2018) silam yang mengakibatkan Serda Handoko meninggal dunia. 

Medan berat yang dilalui menuju Distrik Mbua

Mengingat hal tersebut, Danrem memberikan beberapa penekanan kepada seluruh anggota yang bertugas di wilayah rawan, terutama di Distrik Mbua. 

Pertama, pertajam naluri tempur, khususnya kejelian membaca tanda-tanda alam dan kebiasaan kehidupan disekitar Pos. Harus paham tentang indikator Pos akan diserang, karena penyerangan OPM tidak terjadi secara serta merta, tetapi melalui proses. Proses itu harus dipahami oleh semua anggota Pos sebagai indikator. 

Kedua, pahami segala sesuatu tentang pertempuran, bahwa pertempuran itu tidak mengikuti norma sehingga harus selalu mengembangkan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang dapat terjadi. 

"Pertempuran itu penuh tipu muslihat sehingga harus cerdas mengembangkan siasat bertempur. Pertempuran itu penuh dinamika sehingga harus selalu mengikuti perkembangan strategi dan taktik bertempur musuh," katanya. 

Pertempuran juga keras dan kejam sehingga harus selalu waspada dan tidak boleh lengah. "Ketiga, tetap semangat, jaga kesehatan dan laksanakan tugas secara profesional. Saya yakin dan percaya kalian semua mampu melaksanakan tugas ini dengan sebaik-baiknya", ujar pucuk pimpinan di Korem 172/PWY ini.**