Pengaduan Hukum

Rektor UNCEN : Pernyataan Tentang Otsus dan Pemekaran Papua  yang Viral di Media Sosial Hoax

Rektor Universitas Cenderawasih (UNCEN), Dr. Ir.Apolo Safanpo,St.MT/wartaplus.com

JAYAPURA,wartaplus.com - Rektor Universitas Cenderawasih (UNCEN), Dr. Ir.Apolo Safanpo,St.MT menegaskan bahwa pernyataan politik tentang Otonomi Khusus (Otsus) dan Pemekaran Provinsi Papua yang berviral di berbagai media sosial (Medsos) yang seolah-olah merupakan pernyataan yang diberikannya dalam kapasitasnya sebagai Rektor Uncen merupakan pembohongan publik (hoax).

“Sebagai pribadi dan sebagai Rektor Universitas Cenderawasih, Jayapura, Papua,  saya menyatakan dengan sangat tegas bahwa  informasi politik yang beredar di media sosial atau pun mungkin yang sudah disiarkan media-media arus utama terkait Otonomi Khusus dan Pemekaran Papua merupakan informasi dan berita bohong atau hoax,”tegas Rektor Uncen, Dr.Ir Apolo Safanpo, ST.MT  dalam rilisnya yang diterima wartaplus.com, Rabu (30/9).

Ditegaskannya, dirinya tidak pernah memberikan pernyataan pers atau pernyataan  dalam bentuk apapun di depan publik mengenai Otsus dan Pemekaran Papua seperti yang tertulis di media sosial yang sudah berviral itu.

"Saya tidak pernah membuat pernyataan politik seperti yang telah berviral secara liar  itu dan juga tidak pernah menulis pernyataan politik tersebut di media manapun juga. Tulisan tersebut ditulis oleh orang yang tidak bertanggungjawab dengan mengatasnamakan Rektor Uncen,”kata  Apolo.

Apolo mengatakan, pihaknya, baik  selaku pribadi maupun dalam jabatannya sebagai Rektor Uncen  akan segera membuat pengaduan hukum  kepada ke Kepolisian Daerah (Polda)  Papua dan  kepada pihak-pihak berwewenang lainnya untuk menuntaskan kasus ini sesuai prosedur hukum yang berlaku dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Melalui media sosial, ada oknum atau kelompok orang tertentu menyebarluaskan  pernyataan bernuansa politik yang seolah-olah disampaikan atau ditulis Rektor Uncen Apolo Safanpo dengan judul “ Pernyataan Rektor Uncen: kalau Otsus dan Pemekaran Dilanjutkan”.

Informasi  bohong yang yang beredar, 1.Papua akan menjadi ladang eksploitasi SDA besar-besaran karena Otsus dan Pemekaran akan membuka akses dan memberi jaminan sepenuhnya pada kapitalis asing dan indonesia. Akibatnya, masyarakat adat tergusur, termarjinal, terasing di atas negerinya sendiri. 

2. Papua akan diduduki dan dikuasai oleh TNI/Polri dari kampung-kampung hingga ke perkotaan (mengikuti wilayah pemekaran) untuk melindungi eksploitasi SDA. TNI/Polri akan menghadapi rakyat Papua yang protes dan melawan atas hak-haknya.

3. Akan ada Migrasi pendatang besar-besaran secara masif menduduki semua wilayah-wilayah pemekaran. Mereka akan dilindungi TNI/Polri untuk menguasai sektor-sektor kehidupan orang Papua. Warga pendatang, para kapitalis, dan militer  yang akan memiliki hak atas tanah air dan SDA di Papua.

4. Orang Papua akan disedot masuk mengisi birokrasi kolonial di wilayah-wilayah administrasi baru, lalu dibius dalam uang Otsus dan Pemekaran sehingga melumpuhkan kesadaran pada penindasan dan perjuangan. Disinilah kemenangan dan kejayaan kolonialisme dan kapitalisme terjadi.

5. Setelah orang Papua termarginal di segala sisi, kedudukan Politik (Gubernur, Bupati/Walikota, DPRP, DPRD, dan segala unsur kepemimpinan) sudah pasti dimiliki oleh para pendatang yang akan dilindungi BIN dan TNI/Polri. Karena demokrasi akan dimiliki oleh mayoritas pendatang, kapitalis yang dibantu TNI/Polri.

6. Lalu orang Papua akan menjadi bangsa yang hanya duduk meratapi dalam penyesalan akibat penindasan tidak terbendung; yang selanjutnya diwariskan pada anak cucunya kelak bila masih menghuni bumi West Papua. Orang Papua yang tersisa akan dipecah belah dan diadu domba dalam konflik-konflik horizontal.

7. Situasi ini juga akan dialami oleh segelintir oportunis orang Papua yang saat ini getol mendukung Otsus dan Pemekaran di Jakarta. Mereka oportunis ini jugalah yang akan menanggung segala penderitaan yang sedang dan akan terjadi bila Otsus dan Pemekaran dilanjutkan.

Kalau Rakyat Papua menentukan nasib sendiri:

1. Maka akar konflik Papua versus Indonesia akan teratasi, sehingga kejahatan di bawah kolonialisme, kapitalisme dan militerisme akan berhenti.

2. Orang Papua akan menggenggam hak demokratik penuh diatas tanah airnya sendiri; menentukan arah politik, ekonomi dan sosial/budayanya sendiri, sehingga martabat dan jati dirinya sebagai manusia dan bangsa dihargai.

3. Kemerdekaan politik akan menjamin orang Papua untuk berkembang membangun dirinya, memproteksi tanah air, hutan dan segala isinya dari eksploitasi kapitalis-imperialis; sehingga Papua tetap menjadi rumah bagi seluruh makhluk hidup yang mendiaminya, dan tetap menjadi paru-paru bumi. 

4. Maka cita-cita pembebasan nasional yang demokratis secara politik, sejahtera secara ekonomi, setara dan adil secara sosial, dan budaya partisipatif yang ilmiah dan kontekstual dapat dicapai; menciptakan West Papua dan dunia tanpa kelas penindas dan tertindas; dengan semangat one people, one soul, one destiny. Pilihan perjuangan anda hari ini menentukan nasib masa depan anda, keluarga, suku dan bangsamu!