Kapolda Papua Bersama Bhayangkari Daerah Papua Ikuti Webinar Terkait Covid-19

Webinar melalui Aplikasi Zoom terkait Covid-19 "Fact and Fake" dengan tema “Masyarakat Sehat, Indonesia Pintar”, Sabtu (8/8)/Istimewa

JAYAPURA,wartaplus.com –Kapolda Papua bersama Bhayangkari Daerah Papua melaksanakan Webinar melalui Aplikasi Zoom terkait Covid-19 "Fact and Fake" dengan tema “Masyarakat Sehat, Indonesia Pintar”, Sabtu (8/8). Kegiatan dilaksanakan bertempat di Aula Cenderawasih, Ruangan Rupatama dan ruangan Media Center Polda Papua.  Hadir dalam kegiatan tersebut Ketua Bhayangkari Daerah Papua Ny. Roma Paulus Waterpauw, Wakil Ketua Bhayangkari Daerah Papua Ny. Pinta Yakobus Marjuki, Wakil Ketua Pengurus YKB Daerah Papua Ny. Nova Patrige, Ketua Panitia Ny. Dyah M. Nasihin, pengurus Bhayangakari Daerah Papua dan pengurus Yayasan Kemala Bhayangkari.

Sebelum dilaksanakan Webinar Zoom Fact and Fake, Kapolda Papua Irjen Pol. Drs. Paulus Waterpauw dalam kesempatanya menyampaikan kepada Bhayangkari untuk tetap selalu membantu masyarakat khususnya anak-anak yang bersekolah serta membantu pasangannya untuk menyemangati dalam menjalankan tugas sehari-hari.

“Saya mengingkat bahwa peran Bhayangkari dan Polwan dalam mensukseskan Pilkada adalah membantu membangun kesadaran masyarakat untuk menolak politik uang dan politisasi SARA, hoax, ujaran kebencian dan juga terlibat dalam melaporkan dugaan pelanggaran pemilu kepada pengawas pemilu,”ujar Kapolda.

Kepada Polwan, Kapolda menegaskan,  untuk tidak lupa dalam menjalankan tugasnya sebagai anggota Kepolisian dalam membantu mesukseskan Pilkada, sebagaimana Polwan mempunyai peran dan fungsi yang sama.

Setelah diberikan arahan dari Kapolda Papua Irjen Pol. Drs. Paulus Waterpauw dilanjutkan dengan kegiatan Webinar melalui aplikasi Zoom yang dipimpin langsung oleh Dr. Victor Paulus Manuhutu, SpP, FAPSR.

Dr. Victor Paulus Manuhutu, SpP, FAPSR dalam penyampaiannya mengatakan bahwa di Indonesia di temukan 1 kasus pertama kali pada tanggal 2 Maret 2020 melalui seoarang perempuan yang tertular melalui temannya yang datang dari Jepang ke Indonesia dan sampai saat ini sudah terdata sekitar 121.226 kasus.

Untuk kasus terbanyak terdapat di Amerika sekitar 4,1 juta kasus dan menjadi yang pertama di dunia untuk Papua terdapat sekitar 3.114 kasus yang dimana Papua juga termasuk dalam kasus terbanyak di Indonesia.

“Terdapat 2 jenis penularan dimana melalui dropet transmission dan dropet nucier, Penularan melalui air seni, kotoran dan darah bisa terjadi tetapi sampai saat ini sangat minim ditemukannya penularan itu. Virus ini membajak atau merusak sel-sel untuk berkembang biak dan ketika terjadi kerusakan didalam tubuh manusia maka orang tersebut akan mengalami gejala-gejala Covid-19 yaitu Demam, nyeri kepala, nyeri otot, gangguan penciuman, gangguan pengecapan, nyeri tenggorakan, batuk, gangguan pernapasan adalah bentuk-bentuk gejala yang dapat terjadi ketika terkena Covid-19,”ujarnya.

Mengapa di Vietnam terdapat sedikitnya kasus berbanding terbalik dengan Indonesia, itu semua dikarenakan patuhnya masyarakat tentang aturan yang diberlakukan dinegaranya atau pemerintah sehingga kasus Covid-19 ini tidak terdapat peningkatan yang membuat cemas negara Vietnam itu sendiri.

“Untuk penggunaan hendsainitazer Jely dan cair serta penggunaan masker itu sama-sama baik dan tidak ada perbedaan, kemudian dalam melaksanakan olahraga seharusnya penggunaan masker di perlukan tetapi susah dalam bernafas, untuk itu saran saya penggunaan masker baiknya kita menggunakan yang tipis sehingga tidak kesusahan dalam bernafas,”tandasnya.

Saat ini pasien yang berada di RS. Bhayangkara semuanya dalam kondisi yang baik dan sudah ada sebagian dari mereka yang diperbolehkan pulang kembali ke rumah.*