Kapolda Papua: Tempat Paling Bermartabat Adalah NKRI

Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw memberikan piagam penghargaan kepada perwakilan pemuda Papua/dok.Humas Polda Papua

JAYAPURA, wartaplus.com – Kepolisian Daerah Papua menggelar Fokus Grup Diskusi (FGD) dengan mengusung tema “Mensejahterakan Masyarakat Papua dalam Bingkai NKRI" berlangsung di salah satu hotel Kota Jayapura, Rabu (29/7).

Kegiatan FGD dihadiri para pemangku kepentingan tingkat Provinsi dan juga Kota Jayapura, perwakilan TNI, para tokoh adat, tokoh masyarakat, agama, pemuda, dan akademisi

Kapolda Papua Irjen Pol Drs. Paulus Waterpauw dalam paparannya menyebutkan bahwa merujuk pada tema diskusi, maka tempat paling bermartabat untuk tinggal adalah NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Dalam artian, NKRI adalah rumah bagi semua rakyat Indonesia termasuk masyarakat Papua.

“Rumah Indonesia kita ini harus terus menjadi lebih baik dari waktu ke waktu, itu adalah hasil kerja keras kita bersama, memikul tanggung jawab penghuni tuan rumah Indonesia dari Sabang sampai Merauke, membangun harmonisasi sosial yang dibina dan di rawat dengan kasih sayang,” ungkap Paulus Waterpauw.

Oleh karena itu diperlukan inovasi dan terobosan untuk mewujudkan Indonesia yang maju dan sejahtera dan menjadikan Papua sejahtera dalam Semboyan Bhineka Tunggal Ika.

“Papua berpotensi menjadi menjadi daerah maju yaitu dari sisi Geografis meliputi posisi strategis diapit dua lautan yaitu Samudera Pasifik dan laut Arafura serta Berbatasan langsung dengan negara luar (PNG) baik darat maupun laut,” urai Kapolda.

Lalu Sumber Daya Alam yang meliputi  Potensi tambang seperti emas, perak dan minyak, Potensi hutan seperti kayu, besi dan rotan. Potensi lautan dan sungai seperti ikan, teripang, kura-kura, arwana, buaya serta Potensi flora dan fauna seperti anggrek, sarang semut, cendrawasih, nuri, rusa, kaka tua, kasuari dan kangguru.

Sementara Sumber Daya Manusia meliputi, Undang-undang Otsus sebagai keberpihakan kepada orang asli Papua, banyak orang asli Papua yang bersekolah di berbagai lembaga pendidikan yang berkualitas baik dalam negeri maupun luar negeri.  Memiliki keaneka ragaman budaya dan memilik 2.39 juta penduduk usia kerja.

“Papua memiliki suksesor diantaranya, Pahlawan Nasional Indonesia yang berasal dari Papua yang telah berjuang mempertahan Indonesia dari penjajahan Belanda, Orang Asli Papua menjadi pejabat di tingkat Pemerintah Pusat, Pejabat di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota di pimpin oleh orang asli Papua,” jelasnya

Potensi Anak Muda Papua

Pun dengan Orang Asli Papua yang mempunyai potensi seperti anak-anak muda yang berbakat di bidang olahraga, memiliki potensi di bidang Ekonomi, lalu bidang SDM melalui program perekrutan bersama BUMN 2019 untuk putra putri terbaik Papua dan Papua Barat. Afirmasi pada penerimaan prajurit TNI untuk OAP 70% dan Non OAP 30% dan Kebijakan Kapolri merekrut OAP dalam program Bintara Noken.

“Indonesia telah merdeka dan Papua merupakan bagian Integral dari NKRI, sebagai para generasi penerus bangsa, perlu untuk membangkitkan kembali semangat perjuangan para pendahulu kita dalam mengisi berbagai ruang-ruang yang telah diberikan oleh Negara Indonesia,” kata Waterpauw.

Berbicara soal peran kaum muda Papua, Waterpauw menilai, saat ini mereka sedang bangkit. Oleh karena itu dibutuhkan pendamping maupun tuntunan dari para orang tua dalam menuangkan daya pikirnya untuk sesuatu yang dapat dikerjakan bersama.

“Menurut saya keterlibatan anak-anak Papua sangat penting contohnya Spirit of Papua yang sangat penting untuk menunjang pembangunan di Papua yang lebih maju, harus melakukan evaluasi dan transparansi mengenai dana otsus jilid I sehingga mendapatkan masukan dan ada perubahan untuk dana otsus jilid II,” tutur Waterpauw.

Semisal Kamar Adat Pengusaha (KAP) Papua sangat berguna untuk membangun Sumber Daya orang asli Papua, Waterpauw mengaku sangat mendukung. Sebab sangat banyak anak-anak Papua yang mempunyai bakat dan potensi dalam bidang ekonomi dan lain sebagainya.

“Saya setuju mengenai pembuatan taman wisata yang ada di Kampung Vietnam, bila perlu kita akan mengubah namanya agar tempat tersebut tidak di jadikan tempat mengkonsumsi minuman keras,” akunya.

Mengenai anak-anak muda Papua yang telah melakukan pendidikan di luar Indonesia maupun Luar Negeri, setelah kembali ke Papua mereka kebingungan dan apa yang akan mereka lakukan jika kembali ke Papua.

“Disini ini kita harus aktif dan pemuda tersebut harus aktif dalam mengembangkan potensinya selama apa yang dia dapati di tempat kuliahnya,” imbuhnya.

Di kesempatan itu, Waterpauw menyarankan kepada pemerintah kedepan agar memberitahukan dan terbuka mengenai Otsus.

“Upaya kedepan untuk mewujudkan apa yang akan kami lakukan adalah meminta upaya aktif keterlibatan anak-anak muda mungkin di ranah politik tetapi saya menantang anak-anak muda untuk berperan aktif membangun daerah dari kampung terlebih dahulu,” kata Waterpauw. **