Program KB Bukan Untuk Membatasi Populasi Orang Papua

Kepala Bidang Keluarga Berencana (KB) Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan anak Kabupaten Puncak Papua Ny. Elpina Kogoya Wandik,S,Km, saat menghadiri kegiatan temu Kelompok Kerja Kampung KB di Kampung Kago, Distrik ilaga dan Distrik Gome/Istimea

PUNCAK,wartalus.com - Program Keluarga Berencana (KB) ditujukan kepada masyarakat tidak lain untuk menjaga atau mengatur jarak kelahiran serta memberikan kesempatan kesehatan kepada seorang ibu dan anak, bukan untuk membatasi populasi khususnya orang Papua.

Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Keluarga Berencana (KB) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak Kabupaten Puncak Papua Ny. Elpina Kogoya Wandik,S,Km,  disela-sela kegiatan temu kelompok kerja Kampung KB di Distrik ilaga dan Distrik gome Sabtu (25/7).

Menurutnya, keterbatasan pengetahuan masyarakat Kabupaten Puncak, terhadap program Keluarga Berencan a (KB) menjadi salah satu kendala yang dihadapi instansinya terkait dalam menerapkan program KB bagi masyarakat, kadang masyarakat berpikir bahwa program KB, sering dikaitkan dengan membatasi populasi orang asli Papua.

“Kami tahu bahwa Papua ini masih luas, dan butuh pupulasi orang Papua yang banyak, hanya saja kami perlu sampaikan bahwa Program KB Bukan untuk batasi ibu melahirkan, silahkan saja mau dapat anak banyak, namun kita perlu mengatur jarak kelahiran, demi memberikan kesempatan kepada seorang ibu, terutama kesehatannnya,”ungkapnya.

Lanjut Elpina Wandik, sosialisasi yang dilakukan ini juga mendorong agar masyarakat memiliki perencanaan dalam penambahan anggota keluarga secara sehat, agar suami dan istri, bisa merencanakan anak yang sehat, baik dari sisi kesehatannya, maupun pendidikannya, sehinggga kelak anak yang dilahirkan memiliki masa depan yang baik,karena perencanaan keluarga yang baik.

“Sama sekali tidak, silahkan memiliki jumlah anak lebih dari dua atau tiga, bahkan lebih.Yang ditekankan dalam program KB adalah perencanaan agar anak sehat,ibu sehat dan terhindar dari resiko kematian,”tambahnya.

Ia juga mengatakan, idealnya seorang bayi, mendapatkan ASI pada 6 bulan pertama, setelah 6 bulan dilanjutkan dengan minum ASI dan diserta dengan makanan pendamping hingga minimal 2 tahun.

Bahkan kendala yang dihadapi oleh pihaknya saat ini, adalah soal pengobatan alami untuk membatasi kelahiran, namun pemakaian obat-obatan alami justru membuat para ibu itu kandungan jadi mandul, sehingga dengan program KB, pihaknya mencoba untuk mendorong para ibu di Puncak agar bisa lebih sehat.

“Maka Jarak kelahiran yang ideal minimal adalah dua tahun, setelah itu, silahkan kalau mau tambah anak lagi, yang kami tekankan, program KB bukan untu membetasi jumlah anak,”pungkasnya.*