Komnas HAM Papua : Pimpinan OPM Paniai Bantah Lakukan Penyerangan dan Perampasan Senjata Api

Staf Komnas HAM Papua dan Papua Barat Frits Ramandey saat melakukan komunikasi dengan D.Yogi pimpinan TPNPB Kodap IV Paniai/Istimewa

JAYAPURA,wartaplus.com - Staf Komnas HAM Papua dan Papua Barat Frits Ramandei mengungkapkan pelaku penyerangan, penganiayaan dan perampasan empat pucuk senjata api milik anggota Polri di Pos Pol 99 Ndeotadi Kabupaten Paniai bukan dilakukan oleh TPN-OPM. Hal itu diungkapkannya usai melakukan pertemuan dengan D.Yogi di markas pimpinan TPNPB Kodap IV di Wodeido, Senin (18/5) siang.

“Saya sudah bertemu dengan Yogi yang merupakan pimpinan TPNPB Kodam IV dan dia (Yogi red) klarifitakasi kalau penyerangan itu bukan dilakukan pihaknya melainkan orang terdekat di seputaran Pos Pol 99 yang diserang,”ujarnya ketika dikonfirmas wartaplus.com  melalui telepon seluler, Sanin (18/5) malam.

Menurutnya dari pengakuan Yogi selaku pimpinan TPNPB Kodap IV Paniai, pelaku penyerangan, penganiayaan dan perampasan empat pucuk senjata api dilakukan oleh orang yang berada di seputaran  Pospol

“Yogi sampaikan kalau di Distrik Bogobaida lokasi kejadian ada empat kelompok, namun yang jelas pelaku penyerangan merupakan orang dekat, bahkan pelaku sendiri diketahui merupakan anak dari salah satu ondo di situ,”bebernya.

Frist yang saat ini sedang mengukuti diklat sehingga pelaksana tugas harian Komnas HAM diemban oleh salah satu staf Komnas. Dikatakannya, bahwa pimpinan TPNPB Kodap IV Paniai D.Yogi meminta agar Komnas HAM bernegosiasi dengan Kapolda Papua terkait kasus tersebut mengingat pelaku penyerangan dan perampsan senjata api bukan dilakukan pihaknya.

Bahkan Komnas HAM sendiri pun telah membangun nogosiasi dengan pimpinan kelompok tersebut untuk membuka komunikasi agar senjata hasil rampasan dapat di kembalikan.

“Dia (Yogi red) meminta agar Komnas HAM untuk menyampaikan dan bernegosiasi kepada Kapolda. Termaksu saya juga sudah membangun komunikasi dengan mereka agar mambantu untuk senjata itu dapat di kembalikan dan mereka bersedia memberikan informasi termaksud dengan motif dari penyerangan itu,” terangnya.

Sementara itu terkait upaya pendekatan persuasif dan dialog oleh Kapolda Papua terkait Kasus tersebut, Komnas HAM menyampaikan apresiasi dan terima kasih.

“Upaya pendekatan yang dilakukan saat ini oleh Kapolda Papua, kami sampaikan apresiasi kerena mau berkomunikasi dengan tokoh masyarakat setempat termasuk pemda agar senjata itu bisa dikembalikan,” tuturnya.

Diketahui aksi penyerangan  Pospol 99 Ndeotadi Kabupaten Paniai yang mengakibatkan satu anggota Polisi bernama Briptu Kristian menjadi korban penganiayaan dengan senjata tajam hingga mengalami kondisi kritis serta empat pucuk senjata api dirampas terjadi Jumta (15/5) lalu di distrik Bogobaida Kabupaten Paniai.